Opini

Tradisi Malamang di Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat

18 Mar 2023, 257 View

Tujuh Kebiasaan Orang Minang Sebelum Puasa

Tradisi Malamang di Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat

Ramadhan tahun ini jatuh pada tanggal 23 Maret 2023 hari Kamis. Bulan ramadhan merupakan bulan kesembilan, bulan ini adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam, dimana pada bulan ini orang-orang yang beragama islam diwajibkan untuk berpuasa selama 1 bulan penuh. Bulan ramadhan adalah bulan yang paling suci  dari pada bulan yang lainnya. Banyak sekali hikmah dan keutamaan bulan ramadahan yang harus kita ketahui, yaitu: pertama adanya malam Lailatul Qadar malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, mala mini sangat dimuliakan oleh Allah dan beribadah dimalam ini sama dengan beribadah 1000 tahun, kedu pahala dilipatgandakan karena pada bulan ini aktivitas puasa tentu melatih kita untuk selalu sabar, ketiga turunnya ayat al-Quran pertama kali, keempat terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu neraka, kelima bau mulu orang yang sedang berpuasa seperti bau minyak kasturi dihadapan Allah SWT.

Dibulan suci Ramadhan ini banyak orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan pahala. Diminang sebelum menyambut bulan suci Ramadhan mereka melakukan beberapa hal, seperti:
1.    Balimau
Mandi balimau mungkin sudah tidak asing lagi orang minang mendengarnya karena tradisi ini sudah turun-temurun. Tadisi ini dipercaya sudah ada sejak abad ke-19 pada masa penjajahan belanda. Tradisi Balimau adalah sebuah ritual di mana pada hari terakhir bulan sya’ban seseorang diharuskan mandi keramas dengan limau, kasai (bunga rampai), daun pandan, dan beberapa jenis bunga lainnya. Balimau juga disebut Bakasai (mandi dengan bunga rampai). Setalah sudah melaksanakan balimau barulah seseorang berniat untuk mengerjakan puasa esok harinya. Balimau yang banyak orang ketahui bahwa saat balimau kita membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan suci ramadhan, sesuai dengan ajaran agama islam, yaitu menyucikan diri sebelum menjalankan puasa. Tradisi balimau tentunya tidak bisa dihapus begitu saja, karena tradisi ini telah tereduksi dengan sendirinya dari generasi ke generasi dan akan tetap hadir ditengah masyarakat Minangkabau. Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungan dan tempat pemandian.
2.    Berziarah ke makam
Ziarah ke makam sebelum puasa diperbolehkan, kegiatan ini kerap dilakukan orang minang beberapa hari sebelum puasa Ramadhan. Biasanya, makam keluarga akan mereka datangi untuk dibersihkan dan didoakan. Bagi orang minang ziarah menjadi tradisi rutin yang orang minang lakukan sebagai salah satu cara untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Karena itu di minggu ini tepatnya H-5 menjelang puasa pemakaman sangat ramai dikunjungi. Kebiasaan orang minang berziarah kekuburan keluarga menjelang bulan suci Ramadhan bisa dimaklumi dan perbuatannnya tidak termasuk bida’ah atau perbuatan yang mengada-ada dan sesat. Selain itu pedagang yang berjualan kembang mengalami peningkatan jual beli.
3.    Marandang
Bagi orang minang randang menjadi menu wajib saat bulan puasa. Tradisi marandang dilakukan orang minang sebagai wujud syukur atas kedatangan bulan suci ramadhan yang penuh berkah bagi umat islam. Rendang diakui sebagai masakan paling lezat di dunia. Bahkan mereka yang berada di perantauan meminta dikirimi rending dari kampung halaman sebagai sajian pertama menjalankan santapan sahur dan berbuka di bulan Ramadhan.
4.    Malamang (membuat lamang)
Malamang tradisi membuat lamang. Lamang terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan dan dikemas dalam wadah bumbu yang dilapisi daun pisang. Tradisi malamang telah diwariskan secara turun temurun sampai sekarang. Tradisi malamang menjadi kebiasaan yang harus dilakukan menjelang puasa. Tradisi malamang tidak hanya membuat lamang saja, tetapi pada malam harinya juga diiringi dengan acara syukuran berdoa bersama, sebagai bentuk rasa syukur karena akan menyambut bulan suci Ramadhan. Di Pariaman tradisi ini masih ada, walaupun tidak dilaksanakan semua oang. Biasnaya tradisi ini dilakukan menjelang hari-hari besar agama Islam, seperti menyambut bulan suci Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha.
5.    Manjalang Mintuo
Manjalang mintuo yakni tradisi silaturahmi mengantarkan lamang atau kue kerumah mertua bagi perempuan yang baru menikah. Manjalang mintuo bermakna mengunjungi mertua saat menyambut bulan suci Ramadhan. Manjalang mintuo juga wajib dilakukan oleh pengantin yang baru menikah, karena bertujuan untuk mendekatkan diri kepada keluarga suami dengan cara mengunjungi orang tuanya. Tradisi manjalang mintuo saat masuknya Ramadhan sebagian besar masih dilaksanakan oleh Masyarakat Minang. Biasanya saat mengunjungi mertua maka menantu perempuan akan membawa makanan yang akan di bawakannya kepada orang tua dari pihak laki-laki.
6.    Goro di Mesjid
Tradisi ini dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Tradisi ini dilakukan secara turun temurun bukan hanya orang minang saja yang melaksanakannya tetapi di daerah lain juga, seperti Jakarta, bandung, Bangka Belitung, dll. Tujuannya yaitu untuk memberikan kenyamanan seseorang saat akan melaksanakan Tarawih di masjid sehingga ibadahnya lebih khusyuk. Goro di masjid juga dapat mempererat tali silaturahmi antarwarga di daerah itu agar pelaksanaan ibadah puasa berjalan dengan tenang, nyaman dan penuh kedamaian. Momen ini lah yang akan meningkatkan tali silaturahmi warga yang mungkin untuk bertemu ke setiap rumah agak sulit, karena setiap warga punya kesibukan dan aktivtas masing-masing, seperi bekerja di kantor, di sekolah, dll.
7.    Mandoa
Tradisi mandoa merupakan bentuk akulturasi kebudayaan islam dengan kebiasaan yang ada pada dahulunya atau tradisi sebelum masuknya islam di Minangkabau. Pelaksanaan mandoa dilaksanakan sebelum menyambut bulan suci Ramadhan. Mandoa bagi orang minang berarti penanda untuk melakukan persiapan secara khusus dalam menghadapi bulan suci Ramadhan. Tradisi ini diselenggarakan dengan makan bersama (bajamba) yang didahului dengan membaca ayat-ayat al-quran dan pembaan sederetan doa mustajab yang di pimpin seorang imam setelah itu saling memberi ridha dan bermaafan atas kesalahan dan kekeliruan dalam pergaulan selama setahun  berlalu, kemudian ditutup dengan makan bersama.

Penulis  : Indah Aprilika Tanjung
Editor   : Tim Redaksi

Penulis Adalah Indah Aprilika Tanjung Lahir di Padang, Mahasiswa Jurusan Sastra Mnangkabau Universtas Andalas, Penulis Sekarang Berdomisili di Padang, Sumatera Barat.

Apa yang anda rasakan setelah membacanya...?

love

0

Suka
dislike

0

Kecewa
wow

0

Wow
funny

0

Lucu
angry

0

Marah
sad

0

Sedih