22 Okt 2021, 192 View
Oleh Labai Korok Piaman
Saat ini Indonesia sudah kecil kasus penderita covid-19, dibeberapa Propinsi, Kabupaten atau Kota sudah ada yang nol kasus virus corona tersebut. Tapi mengapa terjadi pergeseran-pergeseran peringatan maulid Nabi Muhammad SAW oleh Kementerian.
Akhirnya terjadi perdebatan yang berujung perpecahan ditengah masyarakat terjadi karena Hari libur Maulid Nabi digeser dari sebelumnya 19 Oktober 2021 menjadi 20 Oktober 2021 tersebut oleh Kementrian Agama Republik Indonesia.
Perpecahan ini terjadi karena pendukung kementrian menyetujui, pendukung sang mentri agama akan membela keputusan itu. Sedangkan ummat yang komit dengan hari lahirnya Nabi tetap memperingati, menyayangkan terjadi pengeseran.
Tahun ini yang seharusnya libur Maulid Nabi 2021 tanggal 12 Rabiul Awal bertepatan dengan Selasa 19 Oktober 2021, lalu dilaksanakan atau digeser-geser, disini letak perpecahan. Sedangkan ummat agama lain tetap melaksanakan ritual sesuai dengan hari agamanya.
Namun rupanya pemerintah pusat, melalui rilis resmi Kementrian Agama melakukan pergeseran satu hari menjadi Rabu 20 Oktober 2021, tetap alasanya adalah Salah satu yang menjadi alasan libur Maulid Nabi Muhammad SAW digeser karena untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.
Sedangkan pemikiran Penulis tidak elok mengeser libur maulid Nabi Muhammad SAW tersebut dengan alasan apapun. Namanya peringatan, tetap dilaksakan pada waktu hari jatuhnya kejadian sakrat tersebut. Sumbang saran kepada kementerian agama agar tetap jadwal peringatan di tanggal yang sudah ditetapkan.
Idealnya kementerian agama tetap mendukung dan menyetujui dilaksanakannya peringatan maulid Nabi Muhammad SAW sesuai jadwal untuk menyatukan ummat. Untuk kekawatiran kembali menyebarnya virus covid-19, cukup kementrian membuat surat edaran agar acara maulid Nabi Muhammad SAW diadakan dengan selalu memakai porkes.
Nasi sudah jadi bubur, hari ini Selasa, seharusnya memperingati lahirnya Nabi Muhammad SAW secara kolektif, bersama ummat terpaksa dilaksanakan maulid Nabi Muhammad SAW tersebut secara pribadi-pribadi namun tetap satu rasa kebersamaan ummat cinta kepada Nabi, Rasullullah SAW. [*].
0
0
0
0
0
0