31 Mei 2021, 589 View
redaksidaerah.com-Memasuki new normal era, masyarakat Indonesia kini mulai menjalani aktivitas sehari-harinya seperti biasa. Namun, demi menjaga keselamatan dan kesehatan para siswa selama masa pandemi, sejumlah sekolah menerapkan sistem online atau virtual tanpa tatap muka langsung. Sistem ini juga dikenal dengan sistem pembelajaran daring. Istilah pembelajaran daring atau luring muncul sebagai salah satu bentuk pola pembelajaran di era teknologi informasi seperti sekarang ini. Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet. Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring dilakukan melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Edmudo dan Zoom.
Beralihnya kegiatan pembelajaran daring menuntut siswa untuk berada di rumah sepanjang hari tanpa bertemu langsung dengan siswa lainnya. Fenomena ini tidak sedikit mempengaruhi mental siswa seperti mengalami kebosanan, jenuh, hingga stress dalam menjalani pembelajaran jarak jauh melalui daring sehingga kondisi tersebut kurang menyehatkan mental siswa. Tuntutan pembelajaran daring terus-menerus sampai saat ini membuat siswa perlu mendapatkan treatment atau perlakuan yang dapat mengurangi rasa bosan, jenuh, hingga stress selama masa pembelajaran daring.
Allah menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad Saw untuk mengeluarkan umat manusia dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya Islam, sehingga menjadi benar-benar umat terbaik. Diantara keistimewaan yang dimiliki Al-Quran adalah memberi syafa’at pada hari kiamat pada orang-orang yang membacanya dan mengkajinya. Membaca merupakan upaya membantu perkembangan otak. Dengan membaca, otak menyimpan banyak informasi yang akan terus disimpan sampai mereka membutuhkan informasi itu. Perintah membaca baik yang tersurat maupun yang tersirat sudah dicanangkan 14 abad yang lalu, saat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama yang sekaligus melegitimasi Kenabian dan Kerasulannya. Untuk merealisasikan perintah tersebut, dibutuhkan instrumen yang melibatkan berbagai institusi sosial. Karena membaca dan menulis ayat-ayat Allah yang tersurat dan tersirat itu merupakan bagian intergral dari pendidikan Islam.
Bacaan Al-Quran umumnya memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh, seperti; memberikan efek menenangkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit, menciptakan suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemampuan berbahasa, dan lain-lain.
Al-Quran tidak hanya membahas mengenai hubungan antara manusia dengan Sang Khalik atau manusia dengan sesamanya. Lebih dari itu, Al-Quran memberikan
pegangan hingga pada masalah yang detil, di antaranya mengenai kesehatan mental lebih. Menurut Hasan Langgulung, kesehatan mental dapat disimpulkan sebagai “akhlak yang mulia.” Oleh sebab itu, kesehatan mental didefenisikan sebagai “keadaan jiwa yang menyebabkan merasa rela (Ikhlas) dan tentram ketika ia melaksanakan akhlak yang mulia.
Didalam buku Yahya Jaya menjelaskan bahwa kesehatan mental menurut islam yaitu, identik dengan ibadah atau pengembangan potensi diri yang dimiliki manusia dalam rangka pengabdian kepada Allah dan agama-Nya untuk mendapatkan Al-Nafs Al-Muthmainnah (Jiwa yang tenang dan bahagia) dengan kesempurnaan iman dalam hidupnya.
Menurut Zakiyah Darajat, gangguan kesehatan mental dapat mempengaruhi :
Perasaan ; misalnya cemas, takut, iri-dengki, sedih tak beralasan, marah oleh hal-hal remeh, bimbang, merasa diri rendah, sombong, tertekan (frustasi), pesimis, putus asa dan apatis.
Pikiran ; kemampuan berfikir kurang, sukar memusatkan perhatian, mudah lupa, tidak dapat melanjutkan rencana telah dibuat.
Kelakuan ; nakal, pendusta, menganiaya diri atau orang lain, dan berbagai kelakuan menyimpang lainya.
Kesehatan tubuh ; penyakit jasmani yang tidak disebabkan oleh gangguan jasmani.
Dalam ajaran Islam juga ditekankan bahwa obat dan upaya hanyalah sebab, sedangkan penyebab sesungguhnya di balik sebab atau upaya itu adalah Allah SWT, seperti ucapan Nabi Ibrahim as yang diabadikan Q.S. AsySyu’araa’ ayat 80:
Artinya : Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku. (Asy Syu’araa’ : 80)
Berbagai terapi dapat membantu dalam merehabilitasi mental, namun, selain kehendak Allah SWT, kunci dari kesembuhan mental kita adalah diri kita sendiri.Islam menganjurkan manusia agar memiliki jiwa yang sehat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seperti terdapat dalam Al-Quran Ar Ra’d ayat 28:
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram.”(Q.S. Ar Ra’d:28)
Kemarahan, kekecewaan, kecemasan, dan berbagai penyakit hati lainnya merupakan hal yang menusiawi dan tidak dapat dipungkiri menjadi bagian dari karakter manusia yang memiliki akal dan nafsu. Apalagi seorang Siswa dan/atau remaja yang mana memiliki jiwa yang masih labil, dan susah untuk mengontrolingnya. Namun, perlu disadari bahwa hal-hal tersebut hanya akan menyakiti mental dan fisik.
Jiwa yang sehat tidak bisa menjamin seratus persen bahwa fisik pun akan ikut sehat. Contohnya, pikiran yang sehat tanpa dibarengi dengan kesadaran dalam menjaga kebersihan. Setidaknya dengan menjaga kesehatan dan kesucian jiwa, dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan kekuatan fisik.
Pada dasarnya, pengaruh membaca al quran bagi individu adalah dapat menumbuhkan dan membina kepribadian yang sehat seeperti penanaman nilai-nilai ibadah sesuai syariat agama dengan, mandiri, hati menjadi tentram dan tenang, bertanggung jawab dan matang dalam mengambil keputusan. Kebiasaan membaca al qur’an akan memberikan ketenangan batin karena merasa dekat dengan Allah sehingga hati mereka tentram dan terhindar dari kecemasan dann tekanan jiwa yang bila tidak diatasi dapat menimbulkan perilaku negatif bagi remaja. Melalui rutinitas membaca al qur’an diharapkan dapat memperbaiki kesehatan mental yang terimplementasi pada perilaku positif. Dengan cara ini dapat terlepas dari perilaku tawuran, kekerasan, penggunaan narkoba, pornografi dan perilaku tidak sesuai dengan nilai-nilai agama lainnya. Pengaruh membaca al quran sangat diperlukan dalam meningkatkan kesehatan mental dalam mengamalkan nilai-nilai agama hingga terwujudnya perilaku positif.
Dampak membaca qur’an dalam kehidupan sehari adalah memberikaan rasa tenang yang bertujuan membantu mengembangkan perilaku efektif mengacu pada tugas-tugas perkembangannya pada aspek sosial dan pribadi. Memberikan rasa tentram dalam diri santri sehingga membiasakan berfikir positif, pantang menyerah, dan gigih dalam belajar baik sehingga membangun karakter insani yang berilmu, beriman dan berakhlak mulia. Membaca Alquran secara langsung juga mendukung pembelajaran daring siswa agar tetap istiqomah belajar dan melatih semangat meskipun tidak bertemu langsung dengan guru dan siswa lainnya.
Sumber (RK)
1
0
0
0
0
0