2 Nov 2021, 154 View
Oleh Labai Korok Piaman
Motivasi terheroik yang pernah diucapakan Soekrano dalam sejarah kepemudaan adalah "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia. Sampai hari ini kata-kata itu masih tertanam dalam kalbu Pemuda Indonesia.
Pemuda memiliki kemampuan memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan, perubahan iklim politik negri ini, pertahan nilai-nilai elok NKRI seharusnya. Namun saat ini nilai-nilai itu telah tergerus oleh budaya oligarki diperhimpunan pemuda yaitu di KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia).
Oligarki diperhimpunan pemuda adalah sebuah struktur kukuasaan pemuda atau KNPI dimana kekuasaan berpusat hanya pada sekelompok orang perorang. Seringkali golongan ini mengendalikan kekuasaan sesuai dengan kepentingan mereka sendiri, tampa mau membuka ruang lebih terhadap pemuda atau Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP).
Sehingga dampak buruk dari budaya oligarki diperhimpunan pemuda/KNPI tersebut terciptalah mandulnya ide-ide kreatif pemuda diKNPI, tidak berkembangnya dinamika lintas kepentingan perhimpunan pemuda/KNPI untuk membangun kejayaan bangsa.
Dipermukaan era paska reformasi ini terciptanya perhimpunan pemuda/KNPI dalam bentuk "kekuasaan menara gading" yang berkuasa dikarnakan punya kapital atau uang banyak. Sedangkan aktivis-aktivis yang terlahir dari bawah, lahir dijenjang kader OKP tidak mendapat ruang/tempat. Kader OKP akan mati suri dihadapkan dengan budaya jabatan KNPI karena uang yang menyelesaikan masalah.
Uraian uang berkuasa diiatas tersebut sebuah fenomena yang juga terjadi di perhimpunan pemuda/KNPI Sumbar, pola-pola budaya oligarki terlahir. Semua melalui sogokan uang sudah mulai menjadi virus menghancurkan nilai-nilai budaya kepemudaan yang dahulu pernah mengedepankan ide-ide, gagasan berlian dan akal sehat melalu OKP-OKP berkarir.
Terparahnya yang seharusnya perhimpunan pemuda yang memayungi KNPI itu diisi oleh aktivis Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) yang aktit kegiatanya, hidup jenjang karirnya, jelas tahapan sosok kader namun kandas disaat muncul sosok yang punya banya uang, semua disogok, manipulasi, lalu terpilih.
Menurut Penulis sudah saatnya budaya oligarki, budaya Politik uang menduduki jabatan KNPI diakhiri. Sekarang saatnya pemuda membangun sosok aktivis di KNPI tersebut berasal dari OKP-OKP yang sehat, tidak OKP-OKP hanya hidup ketika suksesi kepemimpinan KNPI terjadi. OKP hantu, dimalam hari OKP itu muncul karena malam itu gelap.
Penulis sudah saatnya kader OKP-OKP sehat memiliki ruang yang luas untuk tampil mengisi KNPI itu, termasuk di Sumatera Barat. Apalagi dimomen pecahnya KNPI menjadi 5 versi dipusat dan 3 versi di daerah Sumatera Barat yaitu KNPI versi Erik Hariyono (Ketua PP Sumbar), Versi Fadli Amran (Walikota Padang Panjang) dan KNPI versi Donny Harisva Yandra. Saatnya OKP-OKP penyelamat perhimpunan pemuda Sumbar ini.
Sama-sama diketahu bahwa OKP tidak pernah pecah, garisan atau status hukumnya jelas berasal dari ormas-ormas tua, berasal dari partai politik yang dilindungi oleh hukum negara yang sah. OKP merupakan lembaga yang sangat tepat diberikan penguatan penyelamatan pemuda ketika KNPI pecah atau beberapa kelompok.
Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) merupakan organisasi yang legal, organisasi yang 80 % lebih jelas keberdaanya yang bisa menyelamatkan pemuda, dari pada KNPI yang hari ini semua tidak jelas payung hukumnya dimengkumham.[*].
0
0
0
0
0
0