Opini

12 Des 2020, 279 View

Kita Tunggu Sajalah Sikap Nasrul Abit-Indra Catri

Fakhrizal paling dulu memberikan selamat kepada Mahyeldi-Audy. Di hari pemilihan. Sorenya. Beliau sebenarnya akan datang ke Posko di Jl A Yani. Tapi, karena Mahyeldi tidak di tempat, ucapan selamat disampaikan via telepon saja. 

Mulyadi merapat langsung ke rumah Audy di Jl A Yani No. 9. Dua hari setelah pencoblosan. Mulyadi datang dengan muka yang jernih. Kedatangan beliau ditunggu langsung oleh Mahyeldi dan Audy. Saya ikut mendampingi. Berempat kami bicara di ruang tamu. Delapan mata.

Saya mendengar dengan seksama apa yang dibicarakan ketiga tokoh itu. Kata perkata. Mulyadi mengucapkan selamat atas pilihan rakyat Sumatera Barat kepada Mahyeldi dan Audy. Tidak sekadar mengucapkan selamat, Mulyadi juga menyampaikan niat baiknya. Beliau bersedia ikut berkontribusi dalam membangun Sumatera Barat ke depan. Di bawah kepemimpinan Mahyeldi-Audy. 

Mahyeldi berterima kasih telah diselamati Mulyadi. Audy juga. Mahyeldi dan Audy juga senang mendengar keinginan Mulyadi yang akan ikut berkontribusi membangun Sumatera Barat. Malah sangat senang, saya lihat. 'Jika kurang dengan telapak tangan, dengan nyiru akan ditampung mereka'. Ungkapan lama itu cocok untuk menggambarkan raut wajah Mahyeldi dan Audy mendengar tawaran baik Mulyadi. Orang yang dihormatinya.

Mahyeldi tidak hanya menghormati Mulyadi. Ketiga pasangan calon lainnya juga dihormatinya. 'Mereka adalah orang-orang hebat', kata Mahyeldi suatu kali. Tentu besar hatinya jika orang-orang hebat mau membantu pemerintahannya kelak. 

Setelah Fakhrizal dan Mulyadi, sekarang tinggal satu yang belum berhati lapang dan bermuka jernih. Belum mengucapkan selamat. Yaitu Nasrul Abit (NA). Indra Catri (IC) tentu sepaket di dalamnya. 

Ucapan selamat tentu tidak bisa dipaksa-paksakan. Saya paham itu. Tidak seorangpun yang boleh memaksa NA atau IC melakukannya. 

Alasan NA-IC klasik. Mereka menunggu hasil penghitungan resmi KPU. Setelah KPU mengetokkan palunya, mereka akan melayangkan ucapan selamat. Begitu kira-kira alasannya. Bolehlah. Kita hormati saja itu. 

Tapi, ada satu hal yang menarik. Dua hari menjelang pencoblosan, Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar Andre Rosiade mengeluarkan pernyataan. Katanya, Gerindra telah menyiapkan dua orang saksi di 12.548 TPS di seluruh Sumbar (portal klik positif, 7/12/2020). 

Berdasarkan pernyataan itu, seharusnya Tim Pemenangan NA-IC atau Gerindra sudah bisa mengeluarkan hasil penghitungan (real count) mereka. Kali-kalinya sederhana saja sebenarnya: NA-IC menugaskan 25.096 di semua TPS. Selesai bekerja, para saksi menyerahkan C 1 atau paling tidak foto C 1 dengan menggunakan android kepada koordinator saksi. Sekali klik, kordinator saksi dapat mengirimkannya ke pusat tabulasi data mereka di Padang. Selesai. Sederhanakan?

Hal yang sama dikerjakan tim pemenangan Mahyeldi-Audy. Mungkin juga tim pemenangan lainnya. Makanya, dengan sangat sigap Fakhrizal dan Mulyadi mengucapkan selamat kepada Mahyeldi-Audy begitu tim mereka selesai bekerja.

Sebagai contoh, sekira pukul 20.00, Rabu 9/12/2020 sudah sekitar 97% C 1 yang masuk ke pusat tabulasi data tim pemenangan Mahyeldi-Audy. Pagi besoknya, data yang masuk sudah menyentuh 100%. 

Makanya, pada saat deklarasi kemenangan Mahyeldi-Audy, ketua DPW PKS Irsyad Syafar membagikan data-data yang dikumpulkan tim dengan sangat lancarnya.

Ustadz Irsyad menyampaikan bahwa tingkat partisipasi pemilih ada pada angka 61,22 %. Mulyadi-Ali Mukhni mendapatkan 27,48 % suara. Raihan Nasrul Abit-Indra Catri adalah 30,05 %. Fakhrizal-Genius Umar mendapatkan 9,83 %. Sedangkan Mahyeldi-Audy memperoleh 32,64 % suara. 

Tidak hanya itu, selisih perolehan suara antara Mahyeldi-Audy dan NA-IC juga didapatkan. Besarnya sekitar 2,5 persen. Jumlah kertas suaranya sekitar 57 ribu. Detail sekali. Memang begitulah seharusnya. 

Sekarang kita tunggu sajalah. Mau mengucapkan selamat setelah KPU menokokkan palunya juga tidak apa-apa. Hanya saja kalau rakyat bertanya mana hasil kerja 25.096 saksi yang berjibaku di setiap TPS, tentu Andre, NA-IC dan tim pemenangannya yang wajib menjawabnya. Bukan saya. 
 

Oleh Miko Kamal 

Editor : Alle de Varco

Apa yang anda rasakan setelah membacanya...?

love

1

Suka
dislike

0

Kecewa
wow

0

Wow
funny

0

Lucu
angry

0

Marah
sad

0

Sedih