Oleh Labai Korok Piaman

Mahasiswa jika tidak bergerak demonstrasi melihat ketidak benaran pemerintah, presiden maka dipertanyakan status orangnya, dipertanyakan dosen, sampai rektornya. Namun jika mahasiswa bergerak menuntut keadilan itulah mahasiswa sejatinya.

Kita bangga dengan gerakan mahasiswa kamarin. Aksi demonstrasi mahasiswa yang digelar di sekitaran Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda, Jakarta Pusat sangat ramai. Walaupu tidak banyak media mengeksposnya.

Aksi yang diawali oleh gerakan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), serta diikuti oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Kamis siang (21/10) lalu memberi harapan tegaknya kebenaran untuk rakyat.

Saat aksi berlangsung cuaca sekitar Patung Kuda yang sebelumnya hujan deras pun kini mereda. Tak ada rintik hujan yang mengiringi aksi mereka, semua bisa disaksikan dimedsos bersemangat berdomotrasi muncul.

Aksi massa dari BEM UI dan BEM SI ini bertepatan dengan dua tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin. Koreksi dua tahun priode presiden Jokowi.

Para mahasiswa menilai bahwa dua tahun kepemimpinan Jokowi-Maruf katanya gagal menunaikan janji-janji politiknya kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Dari orasi yang disampaikan bahwa BEM UI membawa delapan tuntutan, sedangkan BEM SI membawa 12 tuntutan yang harus dipenuhi oleh presiden.

Beberapa di antaranya meminta pemerintah mewujudkan supremasi hukum dan HAM yang berkeadilan, tidak tebang pilih dan tuntaskan HAM masa lalu. Mewujudkan kebebasan sipil seluas-luasnya sesuai amanat konstitusi dan menjamin keamanan setiap orang atas hak berpendapat dan dalam mengemukakan pendapat, serta beberapa lainnya. 

Penulis selaku pengamat, selaku pemerhati gerakan mahasiswa sangat memberikan apresiasi dengan aksi gerakan BEM SI dan BEM UI ini. Harapan semua BEM yang ada di seluruh NKRI bisa tampil menyuarakan kebenaran dua tahun berjalanya pemerintahan. [*].