Opini

14 Jul 2025, 5 View

Olahraga Butuh Pemimpin, Bukan Sekadar Penjaga Kursi

OPINI - Pembangunan seharusnya tidak hanya dilihat dari aspek fisik semata, seperti pembangunan gedung atau infrastruktur. Pembangunan sejati juga menyangkut penguatan sumber daya manusia dan pembentukan mentalitas yang unggul. Ketika konsep ini kita tarik ke dalam dunia olahraga, maka terlihat jelas bahwa ketiganya fisik, SDM, dan mental merupakan satu kesatuan yang saling menopang. Dunia olahraga bukan hanya soal lapangan atau stadion, tetapi juga tentang siapa yang mengelola, bagaimana mentalitas atlet dibina, dan sejauh mana komitmen untuk mencapai prestasi yang berintegritas.

KONI, sebagai lembaga otoritas olahraga di Indonesia, memiliki tanggung jawab besar dalam mengatur, membina, dan menggerakkan ekosistem olahraga nasional dan daerah. Ia bukan sekadar simbol organisasi, melainkan jantung dari dinamika olahraga yang sehat. Di Sumatera Barat, eksistensi KONI tidak bisa dilepaskan dari perhatian publik. Kinerja dan integritasnya menjadi sorotan, terutama ketika lembaga ini kerap tampil baik di permukaan, namun di balik itu menyimpan berbagai problematika yang kompleks. Ibarat atlet loncat indah, tampak gemilang saat di udara, namun tenggelam tanpa jejak ketika menyentuh air. Begitulah kerap kali realita yang terjadi. KONI terlihat aktif dalam melahirkan atlet berprestasi, namun setelah itu tenggelam dalam konflik internal, tarik menarik kepentingan, bahkan isu penyalahgunaan kewenangan.

Menjelang Musyawarah Provinsi (Musprov) KONI Sumbar 2025, publik kembali menaruh harapan besar. Apakah forum ini akan menjadi ajang kolaborasi demi kemajuan atau justru panggung pertarungan sengit yang memperdalam luka lama? Diperkirakan ada lima calon ketua umum yang akan maju, masing-masing membawa gagasan, program, dan klaim keunggulan. Publik tentu memiliki beragam tanggapan ada yang pro, ada yang netral, bahkan ada yang apatis. Namun satu harapan yang sama pasti ada: hadirnya pemimpin baru yang mampu membawa KONI ke arah yang lebih baik, meninggalkan pola lama yang penuh konflik dan membangun kultur organisasi yang sehat.

Dua nama mencuat dalam bursa caketum, yakni Brigjen Khairul Anwar dan Hamdanus. Keduanya digadang-gadang sebagai kandidat kuat dengan jaringan, pengalaman, dan kekuatan yang signifikan. Bahkan kabar yang beredar menyebutkan keduanya membuka peluang koalisi demi satu tujuan: kemajuan KONI Sumbar. Meskipun belum diumumkan secara resmi, arah komunikasi dan pertemuan mereka memberikan sinyal bahwa aklamasi bukan hal mustahil. Jika semua kandidat menyepakati aklamasi atas dasar niat baik untuk menyatukan kekuatan, maka publik tentu menyambutnya sebagai langkah progresif. Namun di balik aklamasi juga bisa tersembunyi bahaya: jika tidak didasari ketulusan dan visi bersama, maka aklamasi hanya akan menjadi jalan pintas yang mengabaikan dinamika organisasi yang sehat.

Penyelenggaraan Musprov juga akan menjadi panggung pertaruhan bagi pengurus KONI saat ini, terutama Roni Pahlawan, yang memimpin melalui perpanjangan SK dari KONI Pusat meski menuai protes dari Dispora Sumbar. Jika Musprov berjalan mulus dan menghasilkan keputusan yang kredibel, maka nama Roni masih bisa dikenang baik. Namun jika terjadi kegaduhan, maka itu akan menjadi pukulan telak bagi reputasinya. Di sisi lain, peran voter dan cabor sangat menentukan arah suksesi. Mereka bukan hanya pemilik suara, tetapi pemilik harapan akan perubahan. Mereka harus bijak dalam menentukan pilihan, melihat rekam jejak kandidat, bukan hanya pada janji-janji manis yang disampaikan menjelang pemilihan.

Cabor dan atlet tentu berharap lebih dari sekadar pergantian pimpinan. Mereka menginginkan pemimpin yang bisa bekerja nyata, memperjuangkan anggaran, memperhatikan kesejahteraan atlet, membuka akses pelatihan yang layak, dan menjadikan prestasi sebagai orientasi utama, bukan semata-mata pencitraan atau proyek politik. Pemimpin sejati dalam olahraga adalah mereka yang mampu menyatukan perbedaan, merangkul semua pihak, dan berdiri tegak di atas kepentingan bersama. Mereka yang mengerti bahwa olahraga adalah tentang membangun karakter, disiplin, dan harga diri daerah.

Kini pertanyaannya, apakah Musprov KONI Sumbar 2025 akan menjadi momentum perubahan atau hanya episode baru dari drama panjang yang melelahkan? Semua tergantung pada para calon, penyelenggara, voter, dan seluruh elemen yang terlibat. Jika semua sepakat untuk membangun dengan semangat kolaborasi dan menanggalkan ego sektoral, maka KONI Sumbar bisa bangkit dan tampil sebagai teladan. Namun jika masih terjebak dalam pola lama penuh kecurigaan, manuver pribadi, dan kepentingan sesaat maka jangan salahkan publik jika kepercayaan mereka menguap pelan-pelan. KONI bukan milik segelintir elite. Ia milik semua yang mencintai olahraga dan bermimpi akan kejayaan Sumatera Barat di panggung nasional dan internasional.

Reporter: Adinda

Uploader : Adinda

Apa yang anda rasakan setelah membacanya...?

love

0

Suka
dislike

0

Kecewa
wow

0

Wow
funny

0

Lucu
angry

0

Marah
sad

0

Sedih