 
		
		
		 
		18 Sep 2025 - 28 View
 
		Tanah Datar – RedaksiDaerah.com — Aura kebersamaan membara di Aula Nagari Batipuah Baruah, Kecamatan Batipuah, Kamis (18/9), saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) digelar penuh semangat. Bukan sekadar agenda tahunan yang formalitas, forum ini menjelma arena “adu gagasan” strategis demi menyalakan kembali roda pembangunan nagari pasca terjangan galodo yang sempat meluluhlantakkan sebagian wilayah.
Ketua pelaksana, Meri Puspa Dewi, menegaskan Musrenbang sebagai “final round” dari seluruh proses musyawarah berjenjang. “Musrenbang adalah titik akhir dari rangkaian musyawarah mulai dari tingkat jorong hingga nagari, untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2026 dan Daftar Usulan Rencana Kerja Pemerintah (DURKP) Tahun 2027. Setiap usulan masyarakat dapat tersaring, terakomodasi, dan dibawa resmi dalam perencanaan pembangunan,” tegasnya, disambut anggukan peserta.
Tak mau kalah berapi-api, Wali Nagari Batipuah Baruah, Mulyadi BJ, menyampaikan sambutan penuh energi dan realistis. “Memasuki tahun kedua pasca bencana galodo, kita harus tancap gas. Lahan-lahan terdampak mesti kembali hidup agar menghidupi masyarakat. Tentu keterbatasan anggaran jadi tantangan, tapi dengan kerja sama dan efisiensi, optimisme kita tidak boleh pudar,” serunya, memantik tepuk tangan.
Dukungan kebijakan dari tingkat kabupaten juga hadir. Kabid Infrastruktur Bappedalitbang Tanah Datar, Ambon Faurisyah, yang hadir mewakili kepala badan, menekankan pentingnya konsistensi dengan visi-misi daerah yang tertuang dalam RPJMD. “Tanah Datar diarahkan untuk tumbuh sebagai daerah madani, sejahtera, dan berbudaya. Semoga kondisi fiskal daerah membaik sehingga program yang telah disusun bisa dijalankan tanpa hambatan berarti,” ujarnya, menutup paparannya dengan nada optimis.
Musrenbang kali ini makin panas dengan kehadiran lintas sektor: OPD terkait, Forkopimca, Kepala UPT, BPRN, KAN, Ketua TP-PKK Nagari beserta jajaran, hingga tokoh masyarakat. Kehadiran mereka bukan hanya formalitas, tapi menjadi bukti bahwa pembangunan nagari adalah orkestrasi kolektif, bukan konser tunggal pemerintah.
Dari jorong ke nagari, suara masyarakat yang selama ini mengendap kini terangkat ke panggung utama. Ide-ide segar dan usulan prioritas mengalir deras, mulai dari pemulihan lahan pasca bencana hingga penguatan ekonomi lokal. Setiap aspirasi menjadi amunisi penting dalam menyiapkan RKP 2026 dan DURKP 2027.
Semangat bangkit dari galodo terasa kental. Batipuah Baruah menegaskan dirinya bukan sekadar bertahan, melainkan siap menyalip ketertinggalan. Rencana pembangunan yang disepakati di Musrenbang ini digadang-gadang jadi “peta jalan” baru: dari pemulihan infrastruktur hingga penguatan ketahanan sosial dan budaya.
Dengan berakhirnya Musrenbang, satu pesan menggaung di seluruh penjuru nagari: Batipuah Baruah siap menatap masa depan yang lebih tangguh dan berdaya saing. Dari puing-puing bencana, nagari ini menulis babak baru – bukan kisah pilu, melainkan cerita kebangkitan yang mengguncang semangat warganya.
-----
Reporter: Fernando
Editor: RD TE Sumbar
 
		0
 
		0
 
		0
 
		0
 
		0
 
		0