Redaksi Sawahlunto

Elisabet Etarusni, Ketua DPP Lidik Krimsus RI Provinsi Kalbar dan Urai Winata, keturunan Kesultanan Sambas yang bertugas menerima pengunjung Istana Sambas

Untuk Kelestarian Istana Sambas, Pewaris Kesultanan Harapkan Perhatian Pemerintah

5 Mar 2020 - 1120 View

Elisabet Etarusni, Ketua DPP Lidik Krimsus RI Provinsi Kalbar dan Urai Winata, keturunan Kesultanan Sambas yang bertugas menerima pengunjung Istana Sambas

Sambas, RedaksiDaerah

Istana Sambas di hari lalu adalah sebuah cagar budaya pada hari ini yang dilestarikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas, Provonsi Kalimantan Barat melalui Dinas Pendidikan dan Kebuadayaan Kabupaten Sambas. 

Ketua DPP Lidik Krimsus RI Provinsi Kalimantan Barat, Elisabet Etarusni dalam kunjungan kerja ke DPK Lidik Krimsus RI Kabupaten Sambas Kamis (05/03/2020) kemarin, menyempatkan diri untuk mampir ke salah satu peninggalan sejarah Kabupaten Sambas tersebut. 

Elisabet menyatakan kekagumannya atas pelestarian peninggalan kerajaan kesultanan Sambas dimaksud, namun dalam keterangannya Elisabet sedikit mengkritisi ketika dirinya melihat terdapat beberapa sudut bangunan warisan leluhur dimaksud yang menurut Elisabet kurang terawat sehingga mengurangi nilai-nilai estetika yang terkandung di dalamnya.

"Menurut saya, ini adalah salah satu cagar budaya yang dalam pelestariannya harus ada perhatian lebih khusus dari Pemda Sambas melalui dinas terkait. Dalam hal ini perlu ada renovasi untuk memperbaiki beberapa sudut bangunan yang terlihat kuraang terawat agar terjaga kelestariannya dengan tetap tidak menghilangkan nilai-nilai history dan estetika di sana," kata Elisabet. 

Dilanjut Elisabet bahwa dirinya sangat berharap agar cagar budaya ini tetap terjaga hingga ke  anak cucu kelak. 

"Semoga segera ada perhatian khusus dari pemda Sambas demi lestarinya peninggalan sejarah ini bagi anak cucu Kabupaten Sambas di hari nanti. Semoga pula, ini akan menjadi bagian dari objek wisata andalan Sambas yang kiranya dapat dikelola lebih optimal lagi kedepan, yang saya kira bisa juga menjadi salah satu PAD Sambas. Komentar saya ini merupakan bagian dari kepedulian kami terhadap cagar budaya di Kabupaten Sambas yang kiranya dapat dijadikan sebagai masukan positif untuk disikapi secara arif dan bijaksana," tutur Elisabet menyudahi komentarnya.

Sementara itu, salah satu cicit Sultan Kerajaan Sambas yang ditugaskan untuk melayani para pengunjung, Urai Winata, menyebut jika dalam kesehariannya dia dan kerabatnya yang sama-sama berasal dari garis keturunan kesultanan Sambas  bertugas menjaga dan merawat peninggalan leluhurnya tersebut.

Saat ditanya terkait adakah gaji dari Pemerintah atas aktivitas mereka dalam hal menjaga dan melayani pengunjung cagar budaya tersebut, Urai menyampaikan bahwa dia dan kerabatnya bergantian berbagi tugas, sebulan untuk Urai dan sebulan lagi buat kerabatnya, namun Urai menyebut jika mereka tidak digaji oleh Pemda Sambas untuk pekerjaan itu. 

"Ngga (tidak hanya Urai yang berjaga di sana, Red), cuman 1 bulan aja. Gantian jaga. Cuman buka pintu buat orang kunjungan aja pak, ngga ada gaji dari pemerintah," kata Urai.

Urai juga menuturkan bahwa para pengunjung cagar budaya itu tidak dipungut biaya sama sekali. Disebutnya bahwa pengunjung boleh masuk dan menyaksikan peninggalan leluhurnya itu dan berfoto di sana. 

Alhasil, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, Urai harus berjibaku membangun usaha kecil-kecilan di dunia kuliner. 

"Untuk mendapatkan biaya hidup, saya ada buka warung kecil-kecilan, buat membiayai kebutuhan hidup," papar Urai. 

Saat ditanya apa harapan Urai kepada Pemerintah, Urai mengungkapkan harapannya agar warisan leluhurnya itu dapat dilakukan renovasi sehingga warisan kesultanan Sambas itu tetap dapat dilestarikan. 

"Ya, minta perhatian aja dari pemerintah untuk melestarikan istana Sambas ini. Mungkin perlu dorenovasi. Itu aja," tutup Urai sembari berterima kasih pada Ketua DPP Lidik Krimsus RI Provinsi Kalbar yang duduk di sampingnya. 

Semoga harapan Urai mendapat tanggapan positif dari pemerintah agar cagar budaya warisan leluhur itu tetap terjaga kelestariannya hingga generasi selanjutnya. 

*Tim

 

 

Apa yang anda rasakan setelah membacanya...?

love

6

Suka
dislike

0

Kecewa
wow

0

Wow
funny

0

Lucu
angry

0

Marah
sad

0

Sedih