Karo |Sumut| - Berdirinya Indonesia sebagai sebuah bangsa bukanlah suatu perkara yang mudah dan tak memiliki arti serta pengorbanan.

Namun dibalik berdirinya Negara yang memiliki ribuan Pulau ini terdapat sederet kisah kepahlawanan yang menjadi pondasi berdirinya bangsa ini.

Dalam hal proses pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, sudah sangat banyak tokoh yang berjasa dan peristiwa-peristiwa penting yang patut dijadikan pembelajaran.

Dibalik jasa perjuangan para pahlawan ternyata Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menyimpan beberapa fakta-fakta menarik yang tidak diketahui banyak orang.

Salah satunya adalah sejarah Bendera Kebangsaan Indonesia Merah Putih yang dikibarkan untuk pertama kalinya ketika Proklamasi dikumandangkan pada 17 Agustus 1945.

Ternyata tersimpan cerita menarik terkait asal usul bahan Bendera Pusaka Merah Putih yang dijahit oleh Ibu Negara Fatmawati.

Melansir dari Historia.ID dan sumber pelengkap, konon kain berwarna merah yang dijadikan bendera tersebut berasal dari warung tenda soto yang dibeli seharga Rp 500 sen.

Menurut cerita sebenarnya, Ibu Fat, panggilan akrab istri Presiden Soekarno ini, sudah membuat bendera Merah Putih sebelum 16 Agustus 1945.

Itulah sedikit sejarah singkat Bendera Merah Putih yang kita banggakan saat ini, namun sangat disayangkan di Kabupaten Karo sepertinya para Instansi terkesan tidak lagi menghargai dan menghormati Sang Merah Putih ini.

Padahal sudah jelas dikatakan dan tersirat bahwa,dilarang mengibarkan Bendera Merah Putih yang luntur, kusam, robek dan kusut, nah ini di beberapa perkantoran di Kabupaten Karo hampir semua Bendera Kusam, bahkan ketika awak media ini pada Kamis 30 Juli 2020 siang melintas didepan Kantor Balai Penyuluhan Pertanian BPP Kabanjahe terlihat Bendera yang robek dan kusam termakan usia tetap berkibar.

Agaknya nilai-nilai kejuangan orang tua kita dulu merebut Kemerdekaan RI ini tidak ada lagi artinya dimata para pejabat, ASN dan Lembaga di Tanah Karo yang konon katanya basis perjuangan dizaman penjajahan, sungguh "MIRIS".

-Lia Hambali-