Redaksi Jateng

Dijadikan Kepala Desa Sebagai Rival politik, Panitia Turnamen Nyai serati Angkat Bicara

7 Sep 2022 - 704 View

Pati,Redaksidaerah.com- Kisruh panitia turnamen bola voli dan kepala desa yang dikaitkan dengan rivalitas politik. Sikap Kepala Desa setempat sanagt disesalkan oleh pihak panitia yang menilai sikap itu sangat emosional dan tidak profesional.

Pihak panitia menyatakan seperti ada miskomunikasi, jika pemerintah desa dan pasopati mengakui tidak dilibatkan dalam kegiatan turnamen. Pihak paniia justru menyatakan sejak awal semua pihak telah dilibatkan.

"Saya sebagai panitia, masalah keterlibatan pemdes. ibu kepala desa yang didampingi bapak Pramono selaku ketua pasopati serta perangkat desa yaitu bapak Mudin menyatakan beliaunya tidak dilibatkan dalam turnamen. Hal itu sebenarnya salah, karena kami sejak awal mulai pembentukan panitia kita sudah menghubungi beliau lewat undangan resmi melalui panitia dan juga beliau sudah mengizinkan untuk penggunaan balai desa.

Setelah itu kita menggunakan balai desa untuk membentuk kepanitiaan serta membahas progres dari masing-masing koordinator setelah itu mengurus perizinan akan tetapi perizinan itu sendiri baru dikeluarkan 30 hari sebelum pelaksanaan.

Dan itu sudah terjadi tarik ulur yang begitu lama dalam hal perizinan. apabila kita tidak melibatkan pemdes apakah bisa perizinan itu keluar dan ditandatangani ibu kepala desa. Setelah itu kita meminta perizinan untuk tempat transit di balai desa untuk bapak camat ,Kapolsek, danramil ,koni, PBVSI ,karang taruna kecamatan, dan anggota DPRD beserta dinporapar.

Akan tetapi tanpa adanya konfirmasi ke panitia pada saat hari h-1 sebelum pelaksanaan balai desa dan polindes digembok bahwasanya tahu akan digunakan oleh panitia. Selain itu pada saat pelaksanaan acara turnamen itu sendiri dibuka dan ditutup oleh bapak camat beserta tamu undangan.

Dan itu pun ibu kepala desa kita undang secara tertulis maupun lisan menghadap ke beliaunya. Akan tetapi beliaunya tidak mau hadir.  Masalah listrik diputus, bahwasanya tidak ada kesepakatan sebelumnya.

Memang pada awalnya dalam perizinan ada acara hiburan dan ibu kepala desa hanya mengijinkan untuk turnamen saja. Setelah itu ada pemberitaan bahwa itu adalah misi dari rival politik dari luar desa, sebetulnya adalah salah,"terangnya..

Panitia tersebut menjelaskan, pada waktu itu mereka memang mengadakan penggalangan dana yaitu sebagai sponsor tunggal, sponsor utama dan supporting sponsor. sesuai kesepakatan panitia pada saat itu ada bakal calon yang menjadi sponsor utama beliaunya pada saat mengenalkan diri tidak pernah menyinggung perihal politik.

Terkait karang taruna dan pemerintahan desa dilibatkan oleh panitia, ia menyebut sudah konfirmasi kepada Kepala Desa untuk menjadi pelindung akan tetapi beliaunya tidak mau dan ketua karang taruna sudah kita libatkan dalam struktur kepanitiaan.

"Adapun perihal panitia dianggap sebagai rival politik padahal pada awal pembuatan lapangan voli kami selalu menganggap beliau adalah sebagai bapak atau ibu kami walaupun tanah yang digunakan adalah tanah pribadi bukan milik pemerintahan desa.

Dan kami selama pembangunan lapangan voli tidak meminta sumbangan dana kepada pemerintahan desa dan sebenarnya kami sudah mengajukan untuk sumbangan dana dan ternyata juga tidak ada bantuan dan kami tidak pernah melangkahi dari kewenangan pihak pemerintah desa.

Pada saat acara terakhir yaitu grand final bahkan ibu kepala desa sendiri di telepon bapak camat untuk hadir pada saat  penutupan acara dan beliaunya beralasan tidak bisa hadir karena ada acara dan pada hari itu juga balai desa baru dibuka dan dihidupkan lampunya,"jelasnya.

Pihak panitia selalu warga berharap, walaupun mereka bukan pendukung atau konstituennya mereka berharapKepala Desa dapat menjadikan kegiatan tersebut sebagai semangat dalam kinerja membangun pemerintahan di desa.

"Semoga kita bisa duduk bersama dalam menyelesaikan masalah dan semoga ke depan perihal balai desa ini bisa menjadi milik bersama seluruh masyarakat bukan raja atau ratu yang sedang berkuasa di gajah mati.

Pihak panitia menyampaikan, klarifikasi tersebut bukan merupakan pembelaan akan tetapi sebagai kenyataannya memang seperti itu. Mereka berharap semoga pihak pemerintahan desa bisa membuka jalur mediasi yang dihadiri oleh bapak camat Kapolsek atau danramil. terakhir harapan kami dari desa untuk bangsa

Reporter : Nurhanudin

Editor     : Tim Redaksi

Apa yang anda rasakan setelah membacanya...?

love

10

Suka
dislike

0

Kecewa
wow

2

Wow
funny

3

Lucu
angry

1

Marah
sad

0

Sedih