2 Nov 2021, 117 View
Oleh Labai Korok Piaman
Keruntuhan moral sudah terjadi dimana-mana, tidak mengenal daerah, tidak mengenal Nagari, kesemua sendi-sendi kehidupan sudah menjangkit virus-virus kerusakan moral yang meluluh lantahkan adat, budaya Minangkabau nan elok.
Sekarang tidak asing lagi laki-perempuan berduan tidak menikah, terkadang terjadi hamil diluar nikah, apak rutiang terjadi juga. Dahulu LGBT itu hal yang aneh, sekarang sudah berdiri organisasinya, kaum homo ada ketua organisasinya, kaum yg lesbian ada jugak presidenya. Ngeri memang situasinya diminangkabau.
Jika tidak hati-hati semua pemangku kepentingan seperti ninik-mamak, alim ulama, cadiak pandai, kepala daerah, anggota dewan. Bisa hanyut serantau Kito, rasa-rasanya moral ini masih baik-baik saja karena lupa dikaji, diproritaskan akibat sibuk ngurusin infrastruktur, sibuk ngursin politik, sibuk ngurusin ekonomi, dan lainnya.
Tahu-tahu "jalanlah dianjak dek urang pangaleh, cumak lah dia anjak dek urang paladang. Akhirnya air gadang malam merubah keadaan tiba-tiba, baru semua terkaget ketika anak kemenakan sudah berprilaku LGBT, Narkoba, kriminal dan lainnya.
Sekarang Penulis mengusulkan saatnya semua harus fokus menangani agar kerusakan moral tidak parah terjadi, semua kembali ke adat basandi syarak-syarak basandi kitabullah, tanamkan, dan perkuat kembali nilai-nilai itu dikeluarga, nagari, didaerah, Minangkabau secara umum.
Kepala daerah, anggota dewan yang terhormat harus satu padu menangani keadaan ini, mengantisipasi keadaan tersebut dengan membuat program untuk perbaikan moral yang tepat, dengan anggaran program yang maksimal. Sekarang kurangi bicara insfratruktur, bicara politik, bicara ekonomi, tapi bukan berarti meninggalkannya.
Saatnya kembali tanamkan tradisi budaya masyarakat Minangkabau yang berpedoman kepada syarak, tertuang pula di mamangan adatnya dalam sikap yang mawas diri. Sudah seharusnya raso dibao naiak, pareso dibao turun untuk kasus moral ini.
Mengarifi kondisi sekarang yang secepatnya diantisipasi. Jika semua komponen sudah satu kata, raso jo pareso sudah ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari, serta dijabatan yang diamanakan. Ada keyakinan masalah kerusakan masalah moral bisa dihilangkan.[*].
0
0
0
0
0
0