Redaksi Sumbar

Kapolres Tanah Datar bersama LKAAM, MUI, dan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan bergandengan tangan menunjukkan komitmen bersama dalam memerangi LGBT dan narkoba di Kabupaten Tanah Datar.

Bahaya LGBT: H.M. Yasin Ungkap Dampak Negatif dan Solusi Pencegahan di Tanah Datar

12 Sep 2025 - 132 View

Kapolres Tanah Datar bersama LKAAM, MUI, dan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan bergandengan tangan menunjukkan komitmen bersama dalam memerangi LGBT dan narkoba di Kabupaten Tanah Datar.

Tanah Datar,— RedaksiDaerah.com – Isu LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) terus menjadi sorotan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Di Kabupaten Tanah Datar, isu ini menjadi perhatian serius, mengingat potensinya mengancam nilai-nilai agama dan adat yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.

 

H. M. Yasin, seorang tokoh masyarakat Tanah Datar, mengungkapkan keprihatinannya mendalam terhadap bahaya LGBT. Menurutnya, LGBT bukan sekadar persoalan Hak Asasi Manusia (HAM), melainkan ancaman serius terhadap tatanan sosial budaya dan eksistensi keluarga.

 

"LGBT adalah penyimpangan dan penyakit yang sangat berbahaya, serta merupakan masalah kejiwaan," tegas H. M. Yasin. Ia menambahkan bahwa perilaku ini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang patut diwaspadai.

 

Pertama, dari segi kesehatan, perilaku seks menyimpang yang dilakukan oleh komunitas LGBT berpotensi menularkan penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV/AIDS, sifilis, dan gonore. Sebagai contoh konkret, data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kelompok LGBT memiliki risiko lebih tinggi tertular HIV/AIDS dibandingkan kelompok lainnya, sebuah fakta yang tidak bisa diabaikan.

 

Kedua, dari segi perilaku, LGBT dapat mempengaruhi opini umum dan menormalisasi perilaku menyimpang. Jika dibiarkan, hal ini berpotensi menular dan mempengaruhi orang lain, terutama generasi muda, untuk mengikuti gaya hidup mereka. Beberapa penelitian, misalnya, menunjukkan bahwa remaja yang terpapar konten LGBT di media sosial cenderung memiliki pandangan yang lebih positif terhadap perilaku tersebut.

 

Ketiga, ada indikasi bahwa LGBT merupakan bagian dari konspirasi global yang bertujuan merusak nilai-nilai budaya dan agama. Contohnya, beberapa kelompok konservatif menuding bahwa organisasi-organisasi internasional tertentu secara sistematis menggunakan isu LGBT sebagai alat untuk menekan negara-negara berkembang agar mengubah norma sosial mereka.

 

H. M. Yasin menegaskan bahwa LGBT bukan disebabkan oleh faktor genetik atau bawaan lahir, melainkan pengaruh lingkungan, faktor kejiwaan, dan kondisi sosial. Ia meyakini bahwa LGBT adalah gangguan kejiwaan yang bisa disembuhkan melalui terapi yang tepat. "Banyak mantan LGBT yang telah berhasil kembali ke orientasi seksual normal melalui terapi yang intensif," ujarnya, memberikan secercah harapan.

 

Untuk mencegah penyebaran LGBT di Tanah Datar, H. M. Yasin mengusulkan beberapa solusi komprehensif. Ini mencakup langkah preventif melalui intensifikasi pendidikan agama sejak dini dan penyuluhan tentang bahaya LGBT, dengan keyakinan bahwa "pendidikan agama yang kuat akan membentengi generasi muda dari pengaruh negatif LGBT." Selain itu, ia juga menekankan pendekatan represif melalui penegakan hukum untuk menimbulkan efek jera, serta kuratif melalui terapi medis, psikologis, dan religius bagi pelaku yang ingin berubah.

 

H. M. Yasin juga mengapresiasi langkah Polres Tanah Datar yang telah meresmikan Rumah Psikologi sebagai upaya pencegahan dan pembinaan perilaku LGBT. Ia berharap langkah positif ini dapat diikuti oleh instansi lain dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari Forkopimda, MUI, Ormas-Ormas Islam, LKAAM, hingga tokoh masyarakat.

 

"Masyarakat Tanah Datar dikenal kuat dalam memegang ajaran agama Islam dan adat Minangkabau dengan filosofi 'Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah'," ujar H. M. Yasin. Ia menambahkan bahwa falsafah ini menjadi modal penting dalam membentengi diri dari pengaruh negatif LGBT, memastikan bahwa nilai-nilai luhur tetap terjaga. Dengan kerjasama seluruh elemen masyarakat dan pemerintah, H. M. Yasin optimis bahwa Tanah Datar dapat mencegah penyebaran LGBT dan melindungi generasi muda dari pengaruh negatifnya.

 

---

Reporter: Fernando 

Editor: RD TE Sumbar 

Apa yang anda rasakan setelah membacanya...?

love

1

Suka
dislike

0

Kecewa
wow

0

Wow
funny

0

Lucu
angry

0

Marah
sad

0

Sedih