26 Jun 2020 - 350 View
PADANG( SUMBAR) - Wajah pria satu ini tak asng bagi sebagaian besar jurnasli Sumatera Barat( Sumbar). Seorang perwira dari kepolisian dareah Sumbar yang selalu berbaur dengan kalangan jurnalis dan masyarakat biasa.
Setelah melaksanakan tugas sejak 1982 (37 THN), saatnya AKBP Jufnedi memasuki masa Purna Bhakti, dan kembali menjadi rakyat biasa. Sangat jarang seorang perwira mau berbaur bersama masyarakat biasa.
Namun AKBP Jufnedi adalah personil Polri yang senantiasa selalu berada dilingkungan masyarakat, baik kedai, rumah ibadah maupun tempat lainnya. Lebih dari setengah kedinasannya dihabiskan pada bagian inteli,
Sehingga sangat jarang Jufnedi ditemui memakai korp Kepolisian, sehingga banyak orang terkejut kalau sebenarnya sedang dengan anggota Kepolisian.
Jufnedi sudah palang melintang di Kepolisian Republik Indonesia, dari Kasat, Kapolsek, Wakapolres sampai dengansubdit 1 Dir Intel Polda Sumbar.
"Sangat jarang seorang perwira menengah mau duduk dan ngobrol diwarung kecil, seperti AKBP Jufnedi," umgkap Aguswanto, seorang fungsionaris partai di Sumbar.
Agus menerangkan, selama bertuga di Kepolisian, Jufnedi banyak membantu masyarakat, khususnya dalam memberi pemahaman tentang hukum dan rasa kemanusiaan sehingga hidup bisa lebih tertib serta lebih nyaman.
"Jufnedi itu Polisi ninik-mamak, kalau beliau berkenan pasti banyak partai yang mau mengambil menjadi pengurus di partai, karena beliau sosok sangat humanis,humoris dan cerdas," sebut Agus.
Sekaitan Purna Bhakti, AKBP Jufnedi meminta diri pada semua lapisan masyarakat, baik organisasi agama,sosial,politik,pemuda dan masyarakat, karena selama ini sering berkomunikasi dan berdiskusi, sehingga bisa saja ada hal disengaja atau tidak yang melukai, ia meminta maaf.
"Saya mohon diri dan minta maaf kepada semua lapisan masyarakat serta organisasi dan instansi,baik ormas,agama,pemuda dan politik, juga masyarakat banyak, karena ada sesuatu yang saya sengaja atau tidak sudah menyakiti," tutur Jufnedi.
Ditambahkannya, Purna Bhakti bukan berarti memutus hubungan silaturahmi, meskipun secara kedinasan telah berakhir.
"Dinas saya memang sudah berakhir, namun secara pribadi silaturahmi harus tetap dijaga, karena itu nanah agama," tucapnya mengakhiri.
- */Red-
0
0
0
0
0
0