Opini

11 Okt 2021, 233 View

Maut Jembatan Jariang, Pauh Kambar dan Sejarahnya

Oleh Labai Korok Piaman

Kecelakaan maut terjadi di ruas jalan Lubuk Alung-Pariaman KM 10.800 tepatnya di Jembatan Jariang Korong Pulau Aia Nagari Padang Bintungan Kec. Nan Sabaris Kab. Padang Pariaman pada Kamis (7/10/2021) pagi. Pada peristiwa yang melibatkan Mikrobus dengan sepeda motor itu, dilaporkan banyak yang luka-luka, satu orang pelajar tewas, yakni yang diboncengi sepeda motor naas tersebut.

Nasib malang serupa juga dialami pengemudi Mikrobus Harmonis, yakni Jarisman. Pria berusia 56 tahun asal Lubuk Basung Kec. Lubuk Basung Kab. Agam itu mengalami luka gores di tangan kanan dan dibawa ke Puskesmas Pauh Kambar. Untungnya, tujuh penumpang bus lainnya mengalami luka yang tak begitu serius dan hanya dirujuk ke Puskesmas Pauh Kamba, yakni Nurasnah (39), warga Pariaman Timur Kota Pariaman.

Musibah yang tidak bisa dihindari, malang sakijok mato, telah menjadikan kamis, pagi itu insiden kecelakaan terparah, dan menelan banyak korban. Perlu Penulis jelaskan bahwa jembatan jariang lokasi kecelakaan tersebut merupakan daerah rawan kecelakaan, acap kali musibah kecalakaan disana.

Semenjak Penulis kenal jembatan jariang tersebut, semenjak tahun 70an sudah ribuan korban kecelakaan disana. Tidak itu saja, dilokasi kejadian jembatan jariang pun banyak cerita mistik yang menyebabkan orang bisa kecelakaan, macam-macam cerita horornya, misal sedang berkendaraan ditengah malam, ada orang melintas berbaju putih tiba-tiba, lalu terjadilah kecelakaan tunggal, beruntun dan lainnya.

Sewaktu Penulis berumur belasan tahun sangat menghindari lewat dijembatan jariang, membentang sungai batang ulakan tersebut dimalam hari, ada ketakutan dari cerita-cerita tersebut. Namun sekarang Penulis karena orang beragama Islam tidak mempercayai lagi cerita mistik tersebut. Menurut Penulis kecelakaan dijembatan jariang itu murni kelalaian pengemudi yang memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.

Setelah Pasar Pauh Kambar, menjelang jembatan ada turunan, disini siapapun yang membawa kendaraan dipastikan mempercepat laju kendaraanya karena jalan bagus dan menurun, sesampai dijembatan terjadi penyempitan jalan menyebabkan pengemudi gagap. Catatan, sepengetahuan Penulis jembatan jariang ini tidak pernah diperlebar oleh Dinas PU semenjak dibangun. Asli jembatan peninggalan orde baru lebarnya khusus.

Begitu juga posisi dari Pariaman, setelah kantor Kapolsek Pauh Kambar menjelang jembatan juga posisi jalan turunan, dipasitikan setiap pengendara juga akan memacu kendaraanya sekencang-kencangnya. Ketika sampai dijembatan terjadi penyempitan jalan yang menyebabkan pengendara gugup. Apalagi kendaraanya dalam kondisi tidak bagus, seperti rem blong, atau karena jalan lurus, menurun, pengemudi bisa mengatuk lalu terjadilah musibah tersebut.

Sekarang saatnya jembatan jariang tersebut diberi rambu-rambu tambahan, diberi tanda-tanda pengingat sehingga pengemudi tidak ugal-ugalan atau ngebut untuk menghindari kecelakaan. Jika diperlukan dibuat tugu kecelakaan (mobil reyot), mengingatkan semua tidak terjadi kecelakaan disana, atau ada bentukan rambu-rambu lain.

Kondisi jalan, jembatan pun sudah selayaknya jembatan itu diperlebaran dibagian sisi kiri dan bagian sisi kanan. Sehingga jembatan bisa efektif dilalui ketika berselisih. Kedepan jembatan jariang pun menurut penulis bisa juga dibuat pesona wisata karena dibawahnya banyak orang mandi-mandi, tempat anak bermain berenang. Saat jembatan itu diperlebar maka sisi kiri dan kanan dibuat tempat jalur pejalan kaki. [*]

Nagari Pauh Kambar Mesjid Jihad Kabun Pauh Kambar  Nagari Kapalo Koto Pauh Kamba  Wali Nagari Padang Bintungan Kantor Wali Nagari Padang Bintungan Sma Negeri 1 Nan Sabaris Dinas perhubungan Padang Pariaman.

Apa yang anda rasakan setelah membacanya...?

love

0

Suka
dislike

1

Kecewa
wow

0

Wow
funny

0

Lucu
angry

0

Marah
sad

0

Sedih